Pejabat Meksiko Disadap dengan Spyware Israel Selama Penyelidikan Mafia

Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Bagikan:

Pejabat Meksiko Terinfeksi Spyware Pegasus

Pejabat di Meksiko, Alejandro Encinas, dilaporkan memiliki perangkat ponsel yang terinfeksi spyware Pegasus. Pegasus adalah spyware yang dikembangkan oleh NSO Group, perusahaan keamanan siber asal Israel. Pejabat tersebut merupakan Wakil Sekretaris Hak Asasi Manusia dan salah satu sekutu terdekat Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador.

Perusahaan ini dikenal dengan spyware eksklusifnya yang sering digunakan untuk pengawasan publik dan memata-matai tokoh politik di seluruh dunia. Namun, pelaku di balik serangan ini masih belum diketahui, dan upaya untuk mengungkap pelaku terus dilakukan.

Dilansir dari Android Headlines, Encinas terlibat dalam investigasi oleh militer Meksiko terkait penyalahgunaan kekuasaan sejak 2018. Salah satu kasus yang sedang diselidiki adalah penculikan 43 mahasiswa pada 26 September 2014 di Iguala, Meksiko. Pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa semua mahasiswa tersebut tewas.

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa spyware Pegasus pertama kali terdeteksi dalam audit tahun 2022 oleh tim peneliti Citizen Lab yang berbasis di Universitas Toronto. Selain itu, ponsel Encinas telah beberapa kali diretas melalui serangan Pegasus.

Meskipun belum ada bukti yang pasti mengenai pelaku di balik serangan ini, aktivis anti-korupsi Meksiko, Ángela Buitrago dan Eduardo Bohorquez, berpendapat bahwa tentara menggunakan spyware Pegasus untuk memata-matai Encinas dan mempengaruhi penyelidikannya terkait kasus penculikan di Iguala.

NSO Group mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka akan memeriksa “semua tuduhan yang dapat dipercaya” untuk mengetahui pelanggan mana yang menyalahgunakan spyware tersebut. Perusahaan juga menambahkan bahwa mereka akan mengakhiri kontrak dengan pelaku tersebut.

NSO Group telah dilarang oleh Amerika Serikat pada tahun 2021 karena menjual spyware kepada pemerintahan otoriter. Produk mereka dikabarkan digunakan oleh pemerintah untuk memata-matai aktivis dan jurnalis.

Banyak pihak mengecam penggunaan spyware Pegasus oleh pemerintah untuk memata-matai warga negara. Hal ini menjadi ancaman terhadap kebebasan berbicara dan hak privasi individu.

Di Indonesia juga terdapat kasus penggunaan spyware Pegasus oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, perlu ada tindakan untuk memastikan privasi dan keamanan data pribadi warga negara terlindungi dengan baik.