10 Jenis Tarian Asal Sulawesi Selatan yang Sarat Makna

Bagikan:

Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya. Salah satunya adalah tarian tradisional yang masih lestari hingga saat ini. Tarian ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan karena memiliki makna dan filosofi yang dalam. Setiap tarian memiliki cerita dan makna yang berbeda, seperti yang diungkapkan oleh para ahli budaya.

Dalam artikel kali ini, kami akan membahas 10 jenis tarian asal Sulawesi Selatan yang sarat makna. Kami akan menjelaskan secara detail masing-masing tarian, beserta sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kami juga akan memperkenalkan asal-usul tarian tersebut dan jenis musik yang digunakan.

Dalam mengulas tentang 10 jenis tarian asal Sulawesi Selatan, kami tidak hanya berfokus pada tari-tarian yang terkenal saja. Kami juga memasukkan tarian-tarian yang mungkin kurang terkenal, namun memiliki makna yang sama pentingnya.

Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami betapa kaya akan budaya Sulawesi Selatan dan betapa pentingnya tarian tradisional dalam kehidupan masyarakatnya. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal lebih dalam tentang tarian-tarian asal Sulawesi Selatan yang sarat makna ini.

Dari jumlah itu 98 tarian adalah tarian Bugis, 116 tarian Mandar, 66 tarian Makasar, dan 36 tarian Toraja. Untuk tahu lebih jelas mengenai tarian Sulawesi Selatan, berikut ini adalah beberapa tari dari provinsi tersebut. Simak, ya!

1. Tari Kipas Pakarena

Sumber: indonesiakaya.com

Salah satu tarian Sulawesi Selatan adalah tari kipas pakarena. Sering sekali tarian ini dibawakan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Selatan. Pakarena menurut bahasa setempat asalnya dari kata karena yang  berartiarti main.

Tari kipas pakarena ini sudah ada sejak Kerajaan Gowa dan menjadi tarian tradisi. Namun sejarah tarian ini belum diketahui. Namun menurut legenda, tarian tradisional dari Sulawesi Selatan ini asalnya dari cerita perpisahan antara penghuni bumi dengan negeri khayangan.

Sebelum berpisah, penghuni negeri khayangan mengajarkan pada penghuni bumi tentang cara hidup misalnya cocok tanam, beternak sampai berburu melalui gerakan. Sesudahnya gerakan-gerakan tersebut jadi suatu ritual tanda syukur para penghuni bumi kepada penghuni khayangan.

Gerakan dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan manusia.

2. Tari Ma’Badong

Sumber: youtube.com

Ma’Badong adalah tarian Sulawesi Selatan yang berasal dari tarian adat Suku Toraja. Tarian ritual  ini merupakan bagian dari Rambu Solo yang juga dikenal dengan sebutan upacara kematian. Pa’badong (para peserta) membawakan tarian ini dalam formasi melingkar.

Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa’badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe’ Badong (laki-laki) dan Indo’ Badong (perempuan).

Keduanya adalah pemimpin tarian. Mereka akan memimpin sembari melantunkan syair atau disebut kadong badong, yang kemudian diikuti juga oleh seluruh penari berbalas-balasan. Adapun gerakan tari seirama dengan lantunan syair yang dibawakan.

Ma’Badong sebagai tarian ritual mempunyai aturan baku. Salah satu aturannya yaitu jumlah penari yang minimal harus lima orang. Selain itu, syair lagunya juga terstruktur dan diberi tambahan riwayat hidup mengenai orang yang meninggal dari semenjak lahir hingga wafatnya. Tarian ini durasinya lama sekali, bahkan ada yang hingga tiga hari tiga malam terus-menerus dilakukan di pelataran duka.

3. Tari Pakkuru Sumange

Sumber: youtube.com

Tarian pakkuru sumange merupakan tarian Sulawesi Selatan yang berasal dari Kabupaten Soppeng. Sumange memiliki arti sukma. Jadi bila diartikan pakkuru sumange berarti ‘memanggil sukma’. Tarian ini bersimbol tentang kehidupan.

Harapannya adalah supaya damai kehidupannya, diberkahi Tuhan, tenang, dan banyak rezekinya. Biasanya, tarian ini dibawakan sebagai tarian adat ketika menyambut tamu.

Tarian adat ini menggambarkan salam sejahtera untuk para tamu yang datang serta tuan rumah. Selain itu, tari ini juga untuk mohon doa restu, melambangkan persahabatan serta keakraban.

4. Tari Adat Pattennung

Sumber: youtube.com

Tari Patenung memiliki pesan yang menceritakan mengenai para wanita yang sedang menenun yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Dalam tarian tersebut terdapat pesan mengenai kesabaran dan ketekunan.

Selain itu, ada juga pesan mengenai bagaimana para perempuan Toraja asal Sulawesi Selatan ini gigih ketika menenun kumpulan benang untuk memprosesnya menjadi sebuah kain.

Para penari pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe (sarung), dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma’bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung lempar.

Tarian tradisional dari Sulawesi Selatan ini dibawakan dengan iringan instrumen musik tradisional suling serta gendang yang tujuannya untuk menghidupkan suasana di dalam pertunjukkan.

5. Tari Ma’Randing

Sumber: makkawaruwe.blogspot.com

Seperti halnya dengan ma’badong, tarian ma’randing juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Akan tetapi, tari ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi (bangsawan).

Asal istilah ma’randing dari kata randing yang artinya memuliakan sembari menari. Tarian ini pada dasarnya adalah tarian patriotik atau perang. Pakaian yang dikenakan oleh para penari adalah pakaian perang tradisional dan tak lupa mereka juga membawa perisai besar, pedang, dan sejumlah ornamen.

Tari ini dalam Rambu Solo dibawakan untuk memuji keberanian juga kekuatan almarhum ketika mereka hidup. Dalam tarian ma’randing diperlihatkan bagaimana seseorang ketika memakai senjata tradisional.

Para penarinya saat menari juga berteriak saling menyemangati satu sama lain. Tarian ini boleh juga diikuti oleh mereka yang menonton. Makna asli tarian ini yaitu penjagaan desa serta melindungi para gadis muda dari penculikan yang dilakukan desa tetangga.

Dari artikel ini, dapat disimpulkan bahwa Sulawesi Selatan memiliki banyak jenis tarian tradisional yang sangat sarat akan makna dan memiliki keunikan tersendiri. Melalui tarian-tarian tersebut, masyarakat Sulawesi Selatan juga dapat menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi leluhur mereka.

Selain itu, tarian tradisional dapat menjadi medium untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri, serta mempererat kebersamaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus mengapresiasi dan memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.

Melalui artikel ini pula, semoga masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal dan mencintai kekayaan budaya Sulawesi Selatan dan berkontribusi dalam melestarikannya. Selain itu, artikel ini juga dapat memberikan manfaat bagi para pelaku pariwisata, yang dapat memanfaatkan tarian tradisional sebagai daya tarik wisata lokal yang unik dan menarik.

Terkait dengan SEO, artikel ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang keberagaman budaya di Sulawesi Selatan, sehingga dapat meningkatkan minat para pembaca untuk mengetahui lebih lanjut tentang tarian tradisional di daerah tersebut. Dengan keyakinan itulah, semoga artikel ini dapat berguna dan menjadi referensi yang bermanfaat bagi para pembaca.