Mengenal Batik Mega Mendung Cirebon

Batik Mega Mendung, yaitu batik asal Indonesia, tepatnya Cirebon yang menggambarkan pemandangan langit dan awan.

Saking populernya, Batik Mega Mendung sudah banyak dikenal sampai mancanegara sehingga banyak diimport ke luar negeri.

Batik Mega Mendung banyak bisa kita jumpai di Jawa, seperti Indramayu, Pekalongan, dan Lasem.

Sejarah batik mega mendung
Sumber foto: MEGAMENDUNG CIREBON BATIK MOTIF AND HISTORY (YouTube: musiCisum Indonesia)

Filosofi Batik Mega Mendung

Batik Mega Mendung berasal dari kata “Mega” yang berarti langit atau awan. Sedangkan Mendung berarti langit yang meredup pertanda hujan akan turun.

Gradasi pada batik ini sesuai disesuaikan dengan tujuh lapisan langit. Warnanya simple dan kalem menyeimbangkan warna awan itu sendiri, yaitu putih.

Awan merupakan sumber datangnya hujan. Artinya, banyak mendatangkan kesuburan sehingga dijadikan simbol pemberi kehidupan.

Akhirnya, batik ini memberikan filosofi hidup “manusia harus mampu menahan amarah dalam dirinya meski dalam kondisi terpuruk, sedih, dan tertekan.”

Bersikap tetap bijaksana di keadaan sulit merupakan pesan moral dari batik ini. Bagaikan awan yang mendung, tetapi tetap menyejukkan suasana.

Motif Batik Mega Mendung juga menggambarkan persona yang maskulin, lugas, dinamis, dan terbuka.

Sejarah Batik Mega mendung
Sumber foto: MEGAMENDUNG CIREBON BATIK MOTIF AND HISTORY (YouTube: musiCisium Indonesia)

Sejarah Asal Mula

Awal mulanya, Batik Mega Mendung berkaitan dengan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati.

Darah pribumi Sunan Gunung Jati menikah dengan perempuan berdarah Tiongkok bernama Ong Tie pada abad ke 16.

Kedatangan bangsa Tiongkok membawa berbagai budaya, salah satunya adalah barang-barang antik seperti keramik, piring, dan kain berhiaskan motif awan.

Motif awan tersebut melambangkan dunia atas dan makna transendental menurut keyakinan tradisi Cina ke Keraton Cirebon.

Para seniman batik Keraton mencoba menuangkan budaya dan tradisi Cina ke dalam motif batik sentuhan khas Cirebon.

Pada Batik Mega Mendung, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan garis awan Cirebon cenderung berbentuk lonjong, lancip, dan segitiga.

baca juga : toko batik jogja

Terjadinya Akulturasi Budaya

Pelabuhan Muara Jati di Cirebon pernah menjadi persinggahan pedagang Tiongkok, Arab, Persia, dan India. Di sanalah terjadi akulturasi budaya.

Seorang budayawan dan pemerhati batik, Made Casta, menjelaskan pada aktivitas perdagangan itulah, banyak menghasilkan tradisi baru bagi masyarakat Cirebon.

Terutama motif dari Cina yang banyak dijadikan inspirasi. Seniman batik Cirebon mengolah motif-motif Cina tersebut dengan cita rasa penduduk lokal yang beragama islam.

Sajak itu, banyak motif batik baru telah lahir, sebut saja motif Paksi Naga Liman, Wadasan, Banji, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, dan yang paling terkenal: Mega Mendung.

Saking kentalnya dengan makna religius dan filosofis, Mega Mendung digambarkan dengan garis-garis simbol perjalanan hidup manusia.

Mulai dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga sampai akhir hayatnya. Seakan dunia antara lahir dan mati tersambung dengan garis merah tanda kebesaran ilahi.

Teori Lainnya

Sumber lain mengatakan, keindahan batik ini sudah ditorehkan sejak 2000 tahun lalu di Timur Tengah sejak peradaban Mesir kuno.

Teknik membatik pada zaman itu digunakan untuk membungkus mumi dengan kain linen.

Bahkan, sejarah Cirebon juga ada yang menjelaskan, kalau Batik Mega Mendung ditemukan ketika seseorang melihat bentuk awan di genang air setelah hujan saat cuaca mendung.

Perkembangan Gerakan Tarekat

Sejarah Mega Mendung terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Gerakan tarekat ini dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton Cirebon sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut.

Para pengikut tarekat tinggal di wilayah Desa Trusmi, terletak 4 kilometer dari Cirebon menuju arah barat daya Bandung.

Oleh sebab itu, Mega Mendung juga biasa disebut batik Trusmi.

baca juga : pusat oleh-oleh khas jogja

Motif Batik Modern

Seiring perkembangan zaman, Batik Mega Mendung mengalami banyak perubahan, modifikasi, maupun permintaan pasar.

Motif ini banyak dikombinasikan dengan motif lain, seperti gambar hewan dan bunga-bunga. Penggabungan motif dilakukan oleh pembatik tradisional.

Saat motif ini masuk ke ranah fashion, para desainer pun tidak segan memodifikasinya menjadi lebih menarik agar disukai oleh pasar dan terkesan modern.

Warnanya juga sekarang beragam. Jika awalnya biru dan marah, maka sekarang bisa dihiasi berbagai warna, seperti kuning, hijau, coklat, dan sebagainya.

Makana elemen batik mega mendung
Sumber foto: MEGAMENDUNG CIREBON BATIK MOTIF AND HISTORY (YouTube: MusiCisum Indonesia)

Makna Setiap Elemen

Setiap guratan pada Batik Mega Mendung memiliki maknanya masing-masing. Seperti langit, awan, bahkan warna-warnanya.

Ditambah simbol-simbol religius, dimana zaman akulturasi pada saat itu, motif ini disesuaikan dengan selera penduduk yang mayoritas beragama Islam.

Awan

Bentuk awan pada Mega Mendung tidak boleh dilukis sembarangan, bentuknya harus mengarah horizontal, tidak boleh vertikal.

Peraturan bertujuan agar menggambarkan fungsi awan mendung yang dapat melindungi dari cahaya matahari panas.

Kiasan dari awan mendung harus mampu mengayomi mereka yang ada di bawah.

Warna

Warna biru pada motif Mega Mendung melambangkan warna langit yang bersahabat dan tenang.

Warna biru bisa berupa biru muda sampai biru tua. Warna biru melambangkan hidup yang cerah, sedang warna biru gelap artinya langit mendung yang akan hujan, tetap akan membawa kesuburan.

Pondasi utama warna batik ini sebenarnya merupakan merah dan biru. Ciri khasnya menggunakan 9 komposisi warna yang hingga sekarang digunakan sebagai patron warna.

Komposisi warna khas tersebut digradasi dengan tujuh warna lainnya, yang totalnya menjadi 9 komposisi warna. Seperti kuning, hijau, hitam, putih, coklat, oranye, dan ungu.

Langit

Langit melambangkan kehidupan bebas. Baik langit cerah maupun gelap, kehidupan ini tetap berarti.

Pengguna pakaian bermotif batik ini dianggap memiliki kepribadian yang santun dan bersahaja. Cocok sekali dengan seseorang berkepribadian kalem, bijaksana, dan penyabar.

baca juga : oleh -oleh jogja

Popularitas Hingga dari Nasional Hingga Internasional

Di era modern ini, banyak batu non-batik yang menggunakan motif Mega Mendung sebagai hiasan busana.

Desainer Albert Yanuar pernah membuat gaun berpotongan kerah cheongsam khas Cina dengan menggunakan motif Mega Mendung.

Tak hanya pakaian, berbagai item fashion lain seperti sepatu, tas, dan topi juga banyak menjadi hiasan busana.

Bukan hanya pada skala nasional saja, Mega Mendung juga menarik perhatian seniman luar negeri.

Sebagai maha karya asli Cirebon, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mendaftarkan Mega Mendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.

Bahkan, Mega Mendung dibesarkan namanya lewat cover buku batik terbitan penulis Belanda bernama Pepin Van Roojen dengan memberi nama bukunya Batik Design.

Lambang dari kostum jubah yang digunakan karakter anime Naruto, bahkan diisukan terinspirasi dari batik Mega Mendung karena motifnya yang menyerupai awan.

Kesimpulan

Batik Mega Mendung berasal dari inspirasi gambar langit dan awan, memiliki makna elemen awan yang membawa kesuburan dengan turunnya hujan.

Warna langit yang biru, juga menggambarkan nuansa yang kalem dan bijaksana. Makna ini berkaitan dengan pesan untuk manusia yang harus bersikap bijaksana meski sedang dilanda kemalangan.

Sejarah asal mula Mega Mendung memiliki banyak sumber, tetapi yang paling terkenal karena adanya akulturasi budaya antara Cirebon dan bangsa Tiongkok yang datang untuk berdagang.

Di era modern ini,  Mega Mendung masih populer hingga skala internasional. Banyak dipakai desainer busana sebagai motif yang indah dan menarik.

Demikian wawasan yang dibagikan dari kami Sekilas Info, semoga dapat bermanfaat!