Alumni Startup Studio Indonesia Berhasil Raih Pendanaan Hampir Rp 1 Triliun untuk Pengembangan Jaringan Bisnisnya

Ilustrasi startup. (Pixabay @StartupStockPhotos)

Bagikan:

Startup Studio Indonesia Berhasil Raih Pendanaan hampir Rp 1 Triliun

Startup Studio Indonesia (SSI), sebuah program akselerator yang didukung oleh pemerintah Indonesia, baru-baru ini mengumumkan bahwa alumni di platformnya telah memperoleh pendanaan senilai hampir Rp 1 triliun. Total pendanaan yang didapat oleh para alumni startup SSI mencapai 65,8 juta dolar AS atau setara dengan Rp 977,6 miliar.

Sejak diluncurkan pada September 2020, SSI telah membantu sekitar 97 startup tahap awal. Dalam batch ketujuhnya bulan Mei ini, program ini akan membantu peningkatan iterasi produk, model bisnis, dan meningkatkan retensi pengguna sebelum masuk fase scale-up atau perluasan pasar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan program SSI ini bisa mendukung perkembangan 150 startup tahap awal hingga tahun 2024. Dalam batch ketujuh ini, Kominfo menargetkan dukungan sekitar 18 startup tahap awal lainnya, sehingga total startup tahap awal yang sudah didukung program ini mencapai 115 perusahaan.

Beberapa kriteria utama bagi startup untuk berpartisipasi dalam program di batch ketujuh ini antara lain, berada dalam tahap pendanaan bootstrap, pre-seed, seed, dan pendanaan pra-Seri A, memiliki minimal 6 bulan traction dengan pertumbuhan sebesar 5 persen per bulan, memiliki potensi untuk melakukan perluasan pasar, dan memiliki diferensiasi produk yang kuat.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan startup di Indonesia, tanpa menghiraukan lanskap teknologi yang penuh tantangan.

Sampai saat ini, program Startup Studio Indonesia telah membantu para peserta startup agar bisa menemukan model produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau Product-Market Fit (PMF) modelling. Selain itu, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan jaringan dan belajar dari para pendiri startup terbaik di Asia.

Pemodelan PMF sangat penting untuk menilai berbagai indikator seperti retensi produk, margin keuntungan, apakah sudah mencukupi untuk menutupi biaya akuisisi dan operasional, serta memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi startup untuk berkembang dan memperluas pasarnya. Selain pemodelan PMF, SSI juga akan memfasilitasi startup yang berpartisipasi bahkan setelah program berakhir.

Selama program SSI yang didukung pemerintah Indonesia ini berjalan, para peserta akan mendapatkan bimbingan selama 4 bulan dari 110 coach berpengalaman di dunia startup. Sejauh ini, rata-rata sekitar 30 persen – 40 persen peserta dari setiap batch berhasil mencatatkan pendanaan tahap awal setelah program selesai. Bahkan, ada dua startup dari batch keenam yang baru selesai pun mencatatkan pendanaan baru. Kedua startup dari program SSI batch keenam yang baru mendapatkan pendanaan itu antara lain Baskit, startup manajemen rantai pasok yang mendapatkan pendanaan pre-seed senilai 1,5 juta Dolar AS pada Maret 2023, dan Looyal, startup pengembang solusi customer relation management (CRM) juga mendapatkan pendanaan pre-seed pada Mei 2023.

Startup yang tertarik untuk bergabung dengan batch ketujuh SSI dapat mendaftar langsung di situs web Startupstudio.id.