Sektor Energi Menyebabkan IHSG Terjun Bebas 1,37%

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan pada sesi perdagangan pertama, Jumat (5/5/2023). IHSG dibuka melemah sebanyak 15,8 poin (0,23%) di posisi 6.828, namun akhirnya anjlok 93,48 poin (1,37%) ke level 6.750,54 pada penutupan sesi perdagangan pertama.

Selama sesi perdagangan pertama, nilai perdagangan mencapai sekitar Rp 5,37 triliun dengan frekuensi perdagangan mencapai 733.472 kali transaksi. Meskipun ada 101 saham yang mencatatkan kenaikan, namun terdapat 408 saham yang terkoreksi dan 195 saham stagnan.

Saham-saham unggulan atau blue chip juga mengalami penurunan pada penutupan sesi perdagangan pertama. Saham-saham tersebut yang tergabung dalam LQ45 turun 1,38%, JII terpangkas 1,5%, dan Investor33 mengalami penurunan sebesar 1,35%.

Penurunan IHSG pada sesi perdagangan pertama ini disebabkan hampir seluruh sektor saham mengalami penurunan. Saham sektor energi mengalami penurunan paling dalam dengan anjlok sebesar 2,82%. Disusul penurunan sektor barang baku sebesar 2,65%, sektor industri sebesar 2,46%, sektor konsumen primer sebesar 0,74%, dan sektor konsumen non primer sebesar 0,57%.

Simak juga:  Potensi Cuan di Lima Saham Berikut, IHSG Terkendali Melemah

Pada saat penutupan sesi perdagangan pertama IHSG, sebagian besar bursa saham di Asia juga mengalami penurunan. Shanghai (Shanghai) mengalami penurunan sebesar 0,71%, Straits Time (Singapura) turun 0,17%, dan Hang Seng (Hong Kong) mengalami kenaikan sebesar 0,64%. Sedangkan Nikkei (Tokyo) sedang libur.

Penurunan IHSG pada sesi perdagangan pertama ini disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan pandemi COVID-19 yang belum teratasi secara global. Selain itu, terdapat ketidakpastian di pasar global yang memicu ketidakpastian dalam pasar saham di Indonesia.

Namun, analis pasar saham Indonesia memprediksi IHSG masih memiliki potensi untuk kembali menguat dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini dikarenakan adanya stimulus fiskal dan moneter dari pemerintah serta masih adanya harapan untuk pemulihan ekonomi global yang diharapkan dapat memperbaiki kinerja pasar saham di Indonesia.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News