PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) mencatatkan kinerja keuangan yang melemah pada kuartal pertama tahun 2023. Laba bersih ROTI menurun sebesar 44% menjadi Rp 49 miliar, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 88 miliar. Sementara itu, penjualan ROTI naik tipis dari Rp 909 miliar menjadi Rp 941 miliar. Hasil tersebut jauh di bawah perkiraan sejumlah analis.
Menurut analis Trimegah Sekuritas, Heribertus Ariando dan Ignatius Samon, penurunan laba ROTI dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti musim hujan yang tidak menentu dan kurangnya pasokan produk ke pasar tradisional.
Meskipun kinerjanya di bawah harapan, Trimegah Sekuritas menyatakan bahwa manajemen Sari Roti menunjukkan sikap optimistis dari kuartal II-2023. Pertumbuhan ini didukung oleh pengenalan produk baru dan kondisi cuaca yang sudah normal.
Trimegah Sekuritas mencatat bahwa meskipun demikian, mereka memangkas target laba bersih perseroan dari semula Rp 498 miliar menjadi Rp 421 miliar. Sebaliknya, prediksi penjualan kotor perseroan direvisi naik dari Rp 4,95 triliun menjadi Rp 5,05 triliun.
Sentimen positif terhadap pertumbuhan kinerja keuangan perseroan datang dari berlanjutnya penurunan harga pembelian tepung terigu. Hingga saat ini, harga pembelian tepung terigu telah turun mencapai 35% dari level tertingginya tahun lalu.
Berbagai faktor tersebut mendorong Trimegah Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ROTI dengan target harga Rp 2.100. Target tersebut mengimplikasikan perkiraan PE tahun 2024 sekitar 21 kali.
ROTI adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang memproduksi berbagai macam roti dan kue. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1995 dan berkantor pusat di Tangerang, Indonesia. Saat ini, ROTI mempekerjakan sekitar 11.000 karyawan dan memiliki pabrik produksi di beberapa kota di Indonesia.