Saham MDKA, ARB, dan MBMA Turun di Bawah Harga IPO, Apa yang Terjadi?

Saham PT Merdeka Copper & Gold Tbk (MDKA) dan anak usahanya PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengalami penurunan harga pada akhir pekan lalu. Saham MDKA bahkan ditutup anjlok hingga auto reject bawah (ARB), sedangkan saham MBMA bertengger di bawah harga penawaran umum perdana (IPO) saham.

Data menunjukkan bahwa Merdeka Copper, melalui PT Merdeka Energi Nusantara, menjadi pemegang saham utama MBMA dengan kepemilikan sebesar 48,96%. Sisanya dikuasai oleh Garibaldi Tohir (11,08%), Huayong International (Hong Kong) Ltd (7,55%), Winato Kartono (6,29%), PT Prima Langit Nusantara (4,14%), dan PT Prima Puncak Mulia (3,77%).

Penurunan harga saham kedua perusahaan terjadi bersamaan dengan anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 56,4 poin menjadi 6.787,63 pada penutupan perdagangan saham menjelang akhir pekan.

Harga saham MDKA terjerembab hingga auto reject bawah (ARB) Rp 270 atau sekitar 6,96% menjadi Rp 3.610. Saham ini bergerak dalam rentang Rp 3.610-3.870. Sementara itu, saham MBMA ditutup melemah Rp 15 atau sekitar 1,86% menjadi Rp 790. Harga penutupan tersebut menjadi harga terendah MBMA sejak listing perdana di BEI dan sudah berada di bawah harga IPO saham level Rp 795 per saham.

Simak juga:  Rekomendasi Saham AUTO, GJTL, dan JSMR dalam Konsolidasi IHSG Terbaru

Sebelumnya, Merdeka Battery telah menuntaskan initial public offering (IPO) dengan harga pelaksanaan Rp 795 per saham. Total saham yang dilepas melalui IPO sebanyak 11.549.999.900 saham baru. MBMA meraup sekitar Rp 9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 85,9 triliun. MBMA menjadi emiten ke-34 di BEI pada 2023.

Meski mengalami penurunan harga, PT Merdeka Copper & Gold Tbk (MDKA) tetap optimistis dengan proyek-proyeknya di masa depan. Perusahaan masih memiliki beberapa proyek besar di Indonesia, termasuk proyek tambang emas Tujuh Bukit di Jambi dan proyek tembaga Tumpangpitu di Malang, Jawa Timur.

Selain itu, MDKA juga sedang melakukan ekspansi bisnisnya dengan mengakuisisi 66% saham PT Bumi Suksesindo (BSI) senilai US$ 2,5 miliar. BSI merupakan perusahaan tambang emas yang beroperasi di Papua Barat.

Dengan ekspansi bisnis dan proyek-proyek besar di masa depan, MDKA berharap bisa memperbaiki kinerja keuangannya dan meningkatkan nilai sahamnya di pasar modal.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News