Saham Bukit Asam (PTBA) Tergelincir, Apa Sebabnya?

Program BLU Batu Bara Diproyeksikan Beri Keuntungan bagi PT Bukit Asam Tbk

Program Badan Layanan Umum (BLU) batu bara diproyeksikan memberikan keuntungan bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Rencananya, BLU batu bara bakal diterapkan pada 2-3 bulan mendatang. Menurut analis Indo Premier Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Reggie Parengkuan, program ini diperkirakan bisa mendorong kenaikan rata-rata harga jual batu bara sekitar 4-22%.

Meski demikian, Erindra dan Reggie menurunkan proyeksi volume penjualan Bukit Asam tahun ini menjadi 35 juta ton dari sebelumnya 36 juta ton. Sedangkan volume penjualan pada 2024-2025 diperkirakan mencapai 41 juta ton. “Kami secara konservatif menurunkan perkiraan volume penjualan batu bara Bukit Asam tahun ini,” jelas para analis tersebut.

Pada kuartal I-2023, PTBA mencatatkan kenaikan biaya operasional sebesar 12% akibat peningkatan biaya rasio pengupasan tanah (stripping ratio) hingga 7,1 kali dibandingkan periode sama tahun lalu 5,7 kali. Peningkatan stripping ratio terutama terjadi di tambang Bangko Tengah. Selain itu, pos logistik batu bara turut mendorong peningkatan biaya bahan bakar dari Tanjung Enim ke Kertapati, yang merupakan hasil kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ditambah, anjloknya kereta api milik KAI pada rute Tanjung Enim-Tarahan pada April 2023 juga menyebabkan penjualan batu bara PTBA ke PLN menjadi terhambat.

Simak juga:  IHSG Menguat Selama Sejam Perdagangan, FILM dan GIAA Menjadi Saham Pilihan Investor

Meski demikian, Erindra dan Reggie menilai koreksi kinerja PTBA masih tergolong wajar. Ke depan, perseroan akan diuntungkan oleh penerapan program BLU batu bara dalam waktu dekat.

Indo Premier Sekuritas merekomendasikan hold saham PTBA dengan potensi upside. Target harga PTBA masih dipatok Rp 3.400. Saat ini, saham PTBA bertengger di level Rp 3.500.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News