Saham ARB, Market Cap Trimegah Bangun (NCKL) Mengalami Penurunan Sebesar Rp 13,88 Triliun dalam Seminggu Terakhir

JAKARTA – Kapitalisasi pasar saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengalami penurunan sebesar Rp 13,88 triliun selama pekan ini. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga saham NCKL sebesar 17,32% selama pekan ini.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Trimegah Bangun Persada telah turun dari level penutupan akhir pekan lalu sebesar Rp 1.270 menjadi Rp 1.050 pada penutupan perdagangan Jumat (12/5/2023). Bahkan hari ini, saham tersebut mengalami penurunan sebesar Rp 75 (6,67%) dan mengalami auto reject bawah (ARB). Bahkan harga hari ini sudah jauh di bawah harga IPO senilai Rp 1.250 per saham.

Penurunan harga saham Trimegah Bangun juga mempengaruhi kapitalisasi pasarnya dari Rp 80,13 triliun akhir pekan lalu menjadi Rp 66,25 triliun pada hari ini. Kapitalisasi pasar tersebut juga telah berada di bawah kapitalisasi pasar saat IPO yang senilai Rp 78,87 triliun.

Namun, bagaimana prospek saham berkode NCKL ini ke depan? Samuel Sekuritas dalam risetnya menyebutkan bahwa saham perusahaan Grup Harita ini direkomendasikan beli dengan target harga Rp 2.000. Target harga tersebut mempertimbangkan struktur bisnis yang terintegrasi, potensi pertumbuhan kuat, dan peluang menjadi perusahaan rafinasi nikel terbesar di Indonesia.

Simak juga:  IHSG Menguat Selama Sejam Perdagangan, FILM dan GIAA Menjadi Saham Pilihan Investor

Menurut riset perdana Samuel Sekuritas tentang prospek saham Trimegah Bangun Persada, Samuel Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih NCKL menjadi Rp 9,6 triliun tahun ini dibandingkan dengan raihan tahun lalu Rp 4,85 triliun. Begitu juga dengan pendapatan diprediksi melesat dari Rp 11,51 triliun menjadi Rp 30,51 triliun.

Analis Samuel Sekuritas, Juan Harahap, mengungkapkan bahwa Trimegah Bangun Persada merupakan perusahaan pertambangan nikel terintegrasi vertikal yang beroperasi di Pulau Obi, Maluku Utara. Emiten berkode saham NCKL ini mengoperasikan dua tambang bijih nikel dan sebagian besar produk tambang tersebut dipasok ke smelter milik perseroan.

Saat ini, NCKL mengoperasikan dua smelter, yaitu smelter rotary-kiln-electric furnace (RKEF) dengan kapasitas 25 kilo ton per tahun (ktpa) dan smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dengan kapasitas 37 ktpa.

Meskipun mengalami penurunan harga selama pekan ini, prospek saham Trimegah Bangun Persada masih terlihat positif ke depannya. Dengan struktur bisnis yang terintegrasi dan potensi pertumbuhan yang kuat, NCKL berpeluang menjadi perusahaan rafinasi nikel terbesar di Indonesia.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News