Kapitalisasi Pasar Saham Indonesia Terancam Melemah oleh Sentimen Negatif

Pasar Saham BEI Tertekan oleh Sentimen Luar Negeri

Pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sepekan terakhir cenderung tertekan karena sejumlah sentimen dari luar negeri, antara lain soal plafon utang Amerika Serikat (AS) dan kontraksi ekonomi Jerman yang secara teknis sebagai tanda resesi.

Selama periode 22-26 Mei 2023, indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,2% ke posisi 6.687 dibandingkan penutupan pekan lalu di 6.700,5. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) bursa tergerus Rp 19,8 triliun (0,21%) menjadi Rp 9.484,1 triliun dari Rp 9.504 triliun.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian meningkat 1,06% menjadi Rp 10,12 triliun dibandingkan pekan lalu Rp 10,01 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga naik 1,33% menjadi 1.286.887 dari 1.270.046 transaksi.

Namun, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan ini terpangkas 16,9% menjadi 17,46 miliar saham dibandingkan pekan lalu yang sebanyak 21,01 miliar saham.

“Dari eksternal, Jerman mengalami kontraksi ekonomi sebesar 0,5% (yoy) pada kuartal I-2023 dari pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy) pada kuartal IV-2022. Hal ini kembali menekan harga saham-saham energi,” kata analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan.

Simak juga:  Saham Garuda (GIAA) Melesat 27,4% dalam Sekejap, Persiapkan Sabuk Pengamanmu!

Dari dalam negeri, RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 5,75%. “Meski suku bunga BI saat ini jauh berada di atas inflasi dan nilai tukar rupiah relatif stabil, tapi risiko dari kenaikan suku bunga acuan The Fed masih cukup besar,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, Pemerintah AS kemungkinan akan memiliki cadangan yang cukup untuk mendorong potensi gagal bayar utang mundur menjadi 5 Juni.

“Kami sekarang memperkirakan Departemen Keuangan akan memiliki sumber daya yang tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban pemerintah, jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang pada 5 Juni,” tulis Yellen dalam surat kepada Ketua DPR Kevin McCarthy, yang dikutip CNBC, Sabtu (27/5/2023).

Tanggal baru tersebut memberikan ruang bernapas yang sangat dibutuhkan untuk negosiasi antara Gedung Putih dan anggota Kongres dari Partai Republik. Kedua pihak tampaknya mendekati kesepakatan kompromi untuk menaikkan plafon utang AS.

Sentimen dari luar negeri terus mempengaruhi pasar saham di Indonesia. Investor harus tetap waspada dan bijak dalam mengambil keputusan investasi.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News