JAKARTA, Sekilasinfo.net – Saham perusahaan tambang batu bara mengalami penurunan sepanjang Mei 2023, yang memicu koreksi pada indeks harga saham gabungan (IHSG). Bahkan, hari ini penurunan saham batu bara menjadi pemberat utama kenaikan indeks.
Beberapa saham produsen batu bara besar di Indonesia, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Indonesia (ADRO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Ada juga saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Harga saham ADRO turun 23,32% dari Rp 3.130 menjadi Rp 2.400 sepanjang Mei 2023 berjalan. Saham ITMG anjlok 25,6% dari level Rp 33.300 menjadi Rp 24.775. Saham BYAN anjlok 11,97% dari level Rp 21.500 menjadi Rp 18.925.
Penurunan harga saham batu bara tersebut sejalan dengan data penurunan harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Mei 2023 telah mencapai 5,9% menjadi US$ 159,35 per ton pada Kamis (18/5/2023) dari penutupan sebelumnya US$ 165,25.
Harga batu bara melemah 16,13% dalam sebulan terakhir dan secara year on year, terkoreksi hingga 45,33%. Koreksi mencapai 48,87% jika dibandingkan secara year to date. Sementara harga batu bara acuan Indonesia bulan Mei 2023 ditetapkan Kementerian ESDM sebesar US$ 206,16 per ton.
Menurut Bank Dunia, harga komoditas global diperkirakan akan turun tahun ini dengan laju tercepat sejak dimulainya pandemi Covid-19, tetapi masih di atas level prapandemi. Harga batu bara diperkirakan akan turun 42% pada tahun 2023.
Produksi batu bara global diperkirakan akan meningkat sebesar 1,1% pada tahun 2023, menurut International Energy Agency (IEA). Peningkatan ini didorong oleh kenaikan output dari produsen utama seperti Tiongkok, India, dan Australia. Tiongkok adalah produsen batu bara terbesar di dunia, dan outputnya diperkirakan akan meningkat sebesar 2,3% pada tahun 2023.
Output industri Tiongkok tumbuh 5,6% pada bulan April dari tahun sebelumnya, data resmi menunjukkan pada hari Selasa, meleset dari ekspektasi dengan margin yang besar tetapi meningkat dari kenaikan 3,9% yang terlihat pada bulan Maret.