Google Rekrut Karyawan Murah dari Luar Negeri Pasca PHK Massal, Bukan Pakai AI

Perusahaan Teknologi Rekrut Pekerja Asing Setelah PHK Massal

Beberapa perusahaan teknologi terbesar seperti Google, Meta, Amazon, Microsoft, dan Salesforce telah merekrut pekerja asing hanya beberapa minggu setelah melakukan PHK massal karyawan mereka hingga ribuan orang, menurut laporan yang diterbitkan.

Dilansir dari NYPost, Google, yang telah melakukan pemecatan terhadap sekitar 12.000 karyawan awal tahun ini, mengajukan aplikasi untuk pekerja asing dengan gaji rendah untuk datang ke Amerika Serikat dan mengisi peran teknologi yang sangat spesialis di perusahaan, menurut laporan dari jurnalis investigasi Lee Fang.

Mesin pencarian yang dimiliki oleh Alphabet ini mengajukan aplikasi untuk puluhan pekerja asing yang ingin mengisi peran seperti insinyur perangkat lunak, konsultan analitis, peneliti pengalaman pengguna, dan lainnya, tulis Fang dalam buletin Substack-nya pada hari Selasa.

Anak perusahaan Google, Waymo yang bergerak di bidang mobil otonom juga mendapatkan persetujuan pemerintah untuk aplikasi visa H-1B untuk pekerjaan di bidang teknik, menurut Fang.

Pekerja asing yang baru direkrut ini akan mulai bekerja di perusahaan mulai tanggal 17 Agustus.

“Kami terus merekrut untuk peran-peran yang sangat spesialis, sebagian besar dari warga Amerika,” kata juru bicara Google kepada The Post.

“Pekerjaan-pekerjaan ini tidak menggantikan peran-peran yang terkena dampak dari pengurangan jumlah karyawan kami. Visa migrasi terampil H-1B yang kami ajukan sebagian besar adalah untuk pekerja asing yang sudah bekerja di perusahaan di Amerika Serikat dan visa mereka yang sekarang akan segera berakhir.”

Perusahaan lain seperti Meta, Amazon, Zoom, Salesforce, Microsoft, dan Palantir juga mengajukan lebih banyak aplikasi H-1B, menurut Fang.

Dalam situasi pandemi global saat ini, banyak perusahaan yang terpaksa melakukan PHK massal karena penurunan ekonomi yang signifikan. Namun, merekrut pekerja asing bisa menjadi solusi untuk mengisi kekosongan posisi yang sangat spesialis dan dirasa sulit untuk diisi oleh tenaga kerja lokal.

Namun, ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kesetaraan kesempatan kerja dan pengaruh pemecatan massal terhadap tenaga kerja lokal.

Sementara itu, perusahaan teknologi di Indonesia juga mengalami dampak dari pandemi, dengan beberapa perusahaan seperti Gojek dan Tokopedia melakukan PHK massal pada tahun ini. Namun, belum ada laporan tentang rekrutmen pekerja asing oleh perusahaan teknologi di Indonesia.