Dalang IHSG Terpukul Aksi Tekanan Jual yang Melanda Pasar Saham

IHSG Turun Terpangkas 0,48% di Sesi I, Dipicu Kenaikan Plafon Utang AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan aksi jual pada sesi I perdagangan, Jumat (12/5/2023). IHSG ditutup terpangkas sebesar 32,25 poin atau 0,48% ke level 6.723,68. Selain IHSG, bursa saham Asia juga mengalami penurunan.

Menurut analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, pelaku pasar masih diselimuti oleh penyelesaian kenaikan plafon utang Amerika Serikat (AS) yang belum tercapai. Kegagalan untuk menaikkan pagu atau batas utang menjadi penyebab utama penurunan IHSG dan bursa saham Asia pada hari ini. Pilarmas mengingatkan bahwa pemerintah AS tidak boleh berada dalam posisi di mana tidak mampu membayar semua tagihannya.

Penundaan pertemuan antara pemerintah dan legislatif AS membuat pasar cenderung wait and see. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama DPR AS seharusnya membahas plafon utang pada akhir pekan ini. Namun, penundaan pertemuan tersebut membuat pasar cemas jika deadlock-nya pembahasannya dikhawatirkan munculnya kepanikan keuangan sehingga membuat situasi politik dan ekonomi yang tidak kondusif.

Simak juga:  Dua Sekuritas Tingkatkan Target Saham Gudang Garam untuk Meningkatkan Profitabilitas

Pilarmas juga menambahkan kekhawatiran akan pemulihan ekonomi Tiongkok muncul kembali setelah kredit dan pinjaman di bulan April secara bulanan sementara konsumsi domestik tidak banyak berubah. Hal ini membuat kuatir ekonomi akan mengalami tumbuh melambat.

Sementara itu, Bank Indonesia mengatakan bahwa meskipun stabilitas keuangan dalam negeri masih terjaga, dampak inflasi geopolitik, suku bunga, dan sejumlah ketidakpastian global masih berdampak pada sistem keuangan global dan dapat berdampak ke Indonesia.

Pilarmas merekomendasikan saham RALS untuk perdagangan sesi II. Pilarmas merekomendasikan buy dengan support dan resistance di level 605-675. PER 37,06 kali dan PBV 1,20 kali.

Penurunan IHSG saat ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar di tengah situasi global yang belum stabil. Investor harus berhati-hati dalam memilih saham dan melakukan analisis yang mendalam sebelum melakukan investasi.

Ikuti Update Berita Terkini Sekilasinfo.net di : Google News